Wednesday, April 3, 2019

Analisis Kesimpulan Jurnal Dalam Konteks Kualitatif

ANALISIS KESIMPULAN

Dosen Pembimbing :
Dr. Ahmad Zakaria SKM., M.Kes



Disusun oleh kelompok 6 :
Abdul Kholik ( 7316033 )
Jamaludin Arya Dela ( 7316042 )
Putri Dwi Atrika ( 7316040 )
Nur Sa'idatul Fadhilah ( 7316014 )
Livia Arum Dani ( 7316029 )
Suci Wulandari ( 7316019 ) 
Moh Senoadji R ( 7316023 ) 
Shofi Nur Faidati ( 7316018) 
Rizka ( 7316008) 
Dewi Nur Afifah (  7316027) 

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
       TAHUN AKADEMIK 2018/2019  

     Hallo gays kali ini kita akan bahas bagaimana membuat kesimpulan dari sebuah penelitian/riset maupun jurnal yang baik dan benar, sebelum kita bahas lebih lanjut silahkan kawan-kawan baca contoh kesimpulan dari jurnal Keperawatan Internasional yang ada di bawah ini.

Jurnal I
Hasil ini menyoroti bahwa komunikasi pasien-perawat berdasarkan pandangan pasien dimungkinkan dalam perawatan akut setelah menderita Infark Miokard (MI), dan merupakan masalah sikap daripada waktu. Kepercayaan meletakkan dasar untuk komunikasi yang berpusat pada orang dan dikembangkan melalui kehadiran dan ketersediaan perawat tidak hanya dalam fase darurat, tetapi selama rawat inap. Komunikasi tersebut dipertahankan melalui percakapan di samping tempat tidur sehari-hari yang memberikan pasien, bingung oleh MI, titik stabil untuk memperoleh pengetahuan baru dan perasaan tentang apa yang terjadi, dan untuk memobilisasi aset kesehatannya dan kekuatan motivasi untuk perubahan gaya hidup. Studi ini mengungkapkan bahwa pasien lebih suka berpartisipasi dalam diskusi berfokus pada rencana tindakan pribadi dengan penekanan pada aset kesehatan pasien dan manfaat perubahan gaya hidup daripada hanya menerima informasi standar. Rehabilitasi yang berhasil mungkin memerlukan dukungan lebih lanjut setelah dipulangkan dan ini dapat difasilitasi jika kerabat pasien juga dimasukkan dalam komunikasi dan pengambilan keputusan pasien-perawat.

Jurnal II
Studi kualitatif ini menghasilkan wawasan yang luas dan unik dalam kekhawatiran dan kebutuhan pasien dewasa muda dengan FXS dan orang tua mereka, pada kesehatan fisik dan mental, kegiatan dan domain partisipasi dan lingkungan. Keterbatasan dalam perawatan transisi dan dewasa dan keahlian menjadi jelas, menggarisbawahi perlunya perawatan spesifik sindrom di FXS, termasuk multidisiplin dan berpusat pada keluarga pendekatan, dengan perhatian untuk variabilitas dan perbedaan dalam kebutuhan pada pasien karena tingkat fungsi kognitif, komorbiditas kejiwaan dan perbedaan gender. Ini data yang digerakkan oleh pasien dan orang tua mendukung dampak FXS tentang keluarga sebagaimana dijelaskan pada tahun 1986 oleh John M. Opitz: Dan seperti biasa, kita berhenti untuk mengingat dengan total keheranan dan hormat besar beban besar rasa sakit dilakukan dengan sabar oleh ibu, ayah, saudara kandung, kakek-nenek, dan banyak lagi yang terlibat erat setiap hari dengan kegagalan nyata, cacat, cacat, cacat, dan kekecewaan dalam ribuan keluarga sindrom Martin-Bell di seluruh dunia (Opitz 1986).

Jurnal III
     Hasil dari kedua studi kualitatif, berbasis skenario memberikan wawasan tentang nilai tambah VR dalam perawatan kompleks populasi seperti rawat inap dan rawat inap, dan bias juga berfungsi sebagai masukan untuk intervensi VR baru yang bermakna itu memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas perawatan, jika dikembangkan dan diimplementasikan secara menyeluruh. Tidak ada satu cara optimal menggunakan VR, tetapi berbagai kemungkinan yang bias meningkatkan perawatan dalam kesehatan mental forensik, mis., berkembang keterampilan baru dalam konteks, memaparkan pasien ke dunia luar, atau memberikan terapis wawasan lebih banyak pada pasien.
Studi ini menunjukkan bahwa personalisasi sangat penting untuk manfaatkan semua kemungkinan ini: skenario VR harus sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan perawatan individu tujuan seorang pasien. Meskipun ada banyak potensi, kami harus tetap kritis ketika VR memiliki nilai tambah dan untuk siapa. Pengembangan menyeluruh dan berkesinambungan dan pendekatan evaluasi, di mana metode yang cocok untuk ini pengaturan yang kompleks digunakan, adalah kunci untuk penggunaan VR yang berkelanjutan di kesehatan mental forensik.

Jurnal IV
       Kudis tetap sebagai pandemi di seluruh dunia. Karena manifestasi proteananya, ia tetap menjadi salah satu penyakit dermatologis yang paling salah didiagnosis. Pada usia muda, mungkin timbul pustula akral, bula, atau papula yang tersusun dari lembaran sel Langerhans. Pada lansia, penyakit ini menyerupai penyakit im munobullus dan merupakan penyebab umum pruritus kriptik. Ahli dermatologi yang paham tahu bahwa scabies dan tinea harus ditambahkan ke sebagian besar daftar diagnosis diferensial. Indeks kecurigaan yang tinggi akan melayani pasien dan dokter

Jurnal V
      Sistem perangkat lunak prototipe telah dirancang sebagai respons terhadap preferensi pengguna perawat untuk informasi dan pengumpulan data. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi kemampuan sistem dan untuk menilai apakah sistem meningkatkan kepuasan perawat dengan komunikasi, efisiensi pengumpulan data pasien, dan pemanfaatan perawat sumber daya berbasis bukti untuk perawatan klinis.

      Woow gimana kawan kawan kira kira ada gambaran megnenai isi dari kesimpulan dari sebuah Jurnal/Riset.... sebelumnya perlu diketahui bahwa Kesimpulan adalah: merupakan sintesis atau suatu gabungan dari pembahasan, yang sekurang kurangya terdiri atas:

     Jawaban terhadap Rumusan masalah dan tujuan penelitian yang kita buat
        Hal baru yang di temukan dan prospek temuan yang atau keberlanjutan dari penelitian kita 
      Pemaknaan atau penjelasan teoritik dari hal baru yang ditentukan. Tentunya ini semua di kutip dari bukunya Nursalam,2013 berjudul Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Langsung kita bahas dari ke 5 jurnal tersebut mungkin utuk jurnal I,II,III dan v sudah mencangkup dari 3 keriteria Kesimpulan subuah riset/jurnal tapi untuk jurnal IV belum menerangkan tentang keberlanjutan penelitaan yang di buat, mungkin cukup ini sampai disini kawan kawan semua ingat pepatah tak ada gading yang tak rentak semoga secuil ilmu ini bisa bermanfaat bagi kita semua..

Wednesday, November 29, 2017

Isu Trending Topik yg Sangat Kontroversi


Liputan6.com, Jakarta Sebanyak delapan penyakit diisukan akan dihapus BPJS Kesehatan. Isu ini beredar diduga berkaitan dengan kabar defisitnya BPJS yang dibebani oleh kedelapan penyakit tersebut.

Kedelapan penyakit tersebut, yakni:
1. Jantung
2. Gagal ginjal
3. Kanker
4. Stroke
5. Sirosis hepatitis
6. Thalasemia
7. Leukimia
8. Hemofilia

Kepala Humas BPJS Kesehatan Nopi Hidayat pun angkat bicara. Menurut dia, ketika itu, BPJS Kesehatan diminta paparan tentang perkembangan pengelolaan JKN-KIS. Lalu dalam paparan tersebut ditampilkan sebagai gambaran di Jepang, Korea, Jerman, dan negara-negara lainnya yang menerapkan cost sharing.

"BPJS Kesehatan diminta paparan pada Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI pada hari kamis tanggal 23 November 2017 tentang bagaimana membiayai penyakit katastropik, segala hal terkait manfaat jaminan diatur dalam peraturan perundang-undangan yg diterbitkan oleh regulator," ungkap Nopi melalui pesan singkat.

Mengenai cost sharing, kata dia, belum diputuskan. "Ini perlu diluruskan agar tidak terjadi salah pengertian. Ini hanya gambaran dan referensi akademik untuk diketahui perbandingannya dengan kondisi di negara2 lain yg menerapkan cost sharing."

Menurut Nopi, saat era Askes dulu, pemerintah memberikan dana subsidi bagi penyakit-penyakit katastropik. Pemberian dana tersebut dilakukan sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2013.
"Sejak PT Askes (Persero) bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan pada 2014 lalu sampai sekarang, belum ada regulasi tentang subsidi pemerintah untuk penyakit katastropik. Padahal dulu ada subsidi. Saat ini hal tersebut tengah diusulkan untuk revisi Perpres," jelas Nopi. (Sumber:Liputan6.com)

Bagaimana?? Sudah bernarkah negara kita?? Bahkan sebenarnya justru penyakit-penyakit di ataslah yang sangat sering di derita oleh masyarakat Indonesia. Bagaimanakah respon negara dengan Isu tersebut?? apakah akan pro masyarakat, atau justru kontra dengan masyarakat??

Wednesday, October 25, 2017

Mengenal Lebih Lanjut dengan Adobe Photoshop

ADOBE PHOTOSHOP

Siapa yang tak mengenal aplikasi Adobe Photoshop??
Salah satu aplikasi pemrograman gambar yang berbasis "Bitmap" ini yang paling booming (trending) dalam dunia editing lo guys. Yang belum mengenalnya, mari kenalan yuk..!!😁

  • Adobe Photoshop
Aplikasi yang di developeri oleh Adobe System Incoporated yang berasal dari Negara Amerika ini, cukup populer di kalangan editor Indonesia lo guys..!! Hingga saat ini, ada banyak seri dari Adobe Photoshop sendiri, mulai dari CS1 hingga CS6. Adobe terus mengembangkan salah satu aplikasi ini dengan berbagai aplikasi tambahan, yang tentunya semakin mempermudah dan semakin membuat menarik para penggunanya. Dari beberapa versi saya menggunakan Adobe Photoshop CS4 keluaran tahun 2008.

Seperti apakah Interface nya?? Check it out..!!

Dari tampilan di atas, pada sebelah kiri ada kolom ShapeTools, ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk mempercantik ataupun memodifikasi gambar. Seperti Lasso Tool (pada baris ke3) yang digunakan untuk menyeleksi gambar.
















Dalam Lasso Tool masih ada beberapa pilihan, yaitu : 




  • Lasso Tool Kegunaannya adalah untuk menyeleksi gambar secara manual
  • Polygonal Lasso Tool kegunaannya adalah untuk menyeleksi gambar dengan garis (bedanya dengan Lasso Tool hanyalah jika Lasso Tool penyeleksiannya dengan cara di klik kemudian di tarik manual, sedangkan Polygonal Lasso Tool hanya dengan mengklik sekali tanpa di geser manual sudah memunculkan garis lurus).
  • Magnetic Lasso Tool kegunaannya adalah untuk menyeleksi gambar dengan menggunakan Auto Correct, artinya mengikuti perbedaan warna.

Pada ToolBar (bagian atas juga ada beberapa pilihan filter yang bisa di gunakan untuk mempercantik gambar.


Nah, itulah sedikit informasi tentang Adobe Photoshop CS4. Dari setiap seri tidak terjadi perubahan yang signifikan sehingga Interface dari seri ke 4 hingga ke 6 tidak ada perbedaan yang sangat berbeda, mungkin hanya sedikit perpindahan tempat saja yang terjadi. Tentunya semakin menuju ke seri terbaru, tentu akan terdapat beberapa tambahan fitur, termasuk dalam filter nya.

Untuk Tutorial cara penggunakan Adobe Photoshop akan di update secara berkala ya guys, Pantauin terus ya blognya untuk dapat pengetahuan tentang editing. Jika menginginkan Tutorial Photoshop, bisa isi komentar di bawah ya😇 Sekali lagi.. Desainer itu?? Kece..!!😆


Wednesday, October 18, 2017

Pengenalan Dasar-dasar Desain

Pengenalan Tentang Desain Grafis


Sebelum kita menyelami dunia desain, alangkah tepatnya jika kita memulai dengan mengetahui dasar-dasar dari desain itu sendiri, sehingga kita dapat menuangkan dan mengembangkan seluruh kemampuan kita ke dalam dunia desain biar kita semakin kece... 😃

Desainer itu kece lo... 😁


Perbedaan Vektor dengan Bitmap

Banyak desainer awam (bukan maksud untuk menyindir ya😁), tidak mengetahui hal ini. So, It's time to know guys 👏. Di dalam dunia desain, dua komponen tersebut sangatlah berpengaruh. Karena hasil dari kedua format di atas sangat berbeda.


  • Bitmap
Bitmap adalah Citra grafis 2D yang terdiri dari titik-titik yang tersimpan dalam komputer. Format ini sangat berpengaruh dengan resolusi gambar (Nama lainnya yaitu Gambar Pecah-pecah😆). Itulah alasan kenapa kadang kita mendownload dari internet gambarnya pecah, tidak halus, tidak bening. Aplikasi yang menerapkan format ini berbagai macam, salah satunya yang sudah membooming (sedang trending) yaitu "Adobe Photoshop". 
  • Vektor
Sedangkan Vektor adalah Citra Grafis 2D yang terdiri dari titik dan garis yang terproses dalam komputer. Dibandingkan dengan format "Bitmap", resolusi gambar tidak berpengaruh (ketika diperbesar tidak ada pecah walaupun setting resolusinya rendah). Aplikasi yang menerapkan format ini juga terbilang banyak, dan sekali lagi salah satunya yang lagi booming (sedang trending) yaitu "Corel Draw".

Jadi kesimpulannya, perbedaan antara dua Format di atas sangatlah jelas. Apakah itu??
  1.  Format Bitmap sangat berpengaruh dengan resolusi gambar, jika zoom melebihi dari format resolusi, gambar akan terlihat pecah
  2. Format Vektor sama sekali tidak berpengaruh dengan resolusi gambar, meskipun zoom melebihi dari setting resolusi gambar, gambar tidak akan pecah (tidak berpengaruh).
Nah jadi tau kan apa perbedaan dari format vektor dan bitmap 😁 So, kembangkanlah imajinasimu setinggi mungkin, karena kreatifitas tak memiliki batas 🙋👏. Cukup sekian materi dasar kali ini, pantau terus informasinya karena akan saya upload secara berkala 👼

Jangan lupa ya guys, pantau terus blog ini karena akan saya upload secara berkala!!
Desainer itu?? Kece...!!! 😆

Analisis Kesimpulan Jurnal Dalam Konteks Kualitatif

ANALISIS KESIMPULAN Dosen Pembimbing : Dr. Ahmad Zakaria SKM., M.Kes Disusun oleh kelompok 6 : Abdul Kholik ( 7316033 ) ...